Nah, salah satu tokoh pramuka juga ada yang asalnya dari Surabaya. Tokoh itu ialah Bung Tomo, pahlawan yang juga sangat berjasa pada kota kelahirannya tersebut. Lalu, bagaimana ceritanya pramuka bisa hadir di Indonesia.Gerakan kepanduan pramuka pertama kali dikembangkan oleh Lord Boden Powell. Powel membuat suatu gerakan untuk membina pemuda di Inggris. Singkat cerita, Powel menulis sebuah buku berjudul ‘Aids to Scouting’, buku tersebut kemudian dijadikan pedoman bagi tentara muda Inggris untuk melakukan tugasnya.
Setelah itu, pimpinan brigade Inggris meminta Powell untuk melatih anggotanya. Pada 1908, Powel kembali menulis buku yang isinya terkait dengan pengalamannya dalam latihan kepramukaan. Bukunya itu bertajuk ‘Scouting for Boy’, dengan cepatnya buku itu dapat tersebar di Inggris hingga ke negara lain, termasuk di Indonesia.
Gerakan kepanduan pramuka di Indonesia dibawa oleh Belanda yang kala itu menjajah negara ini. Lalu pada 1912 berdirilah gerakan kepanduan di Hindia Belanda yang dinamakan Nederlands Padvinders Vereeniging (NPV).
Dalam perkembangannya, pemimpin-pemimpin gerakan nasional membentuk organisasi kepanduan. Dalam waktu singkat mencuatlah berbagai organisasi kepanduan, diantaranya Javaanse Pavinders Organizatie (JPO), Jong Java Padvindery (JJP), Nationale Islamitsche Padvindery (NATIPIJ), dan Sarekat Islam Afdeling Padvindery (SIAP).
Sukarno yang pada saat itu menjabat sebagai presiden meminta untuk dilakukannya penggabungan semua organisasi dalam satu wadah. Permintaan Sukarno itu atas dasar ingin menyatukan organisasi gerakan pemuda yang ada di Indonesia.
Kali ini SMADA ikut berpartisipasi pada hari jadi Pramuka ke 68 di Bumi Perkemahan Babulu pada tanggal 22 - 24 September. Gugus Jend. Sudirman dan Dewi sartika tidak lepas dari event dari kegiatan-kegiatan yang diikuti yakni lomba Pensi dan lainnya sehingga membawa Piala ke Sekolah, dan inilah yang menandakan jika SMADA selalu JUWARA di segala bidang. Piala yang di bawa adalah Tropi Juara 2 Pensi Putra tingkat SMA/SMK. Salam Pramuka